Penyakitkarat disebabkan oleh parasit jamur yang membutuhkan tanaman hidup untuk bertahan hidup.Penyakit karat paling sering terjadi pada kondisi ringan dan lembab.Karat disebarkan oleh spora yang dipindahkan dari tanaman yang terinfeksi ke tanaman yang sehat .Permukaan basah juga diperlukan untuk menyebabkan infeksi.. Mempertimbangkan hal tersebut, bagaimana cara mengatasi karat pada tanaman?
Gambar via Cara Mengatasi Daun Buncis Keriting ~ Kacang buncis atau buncis merupakan tanaman sayuran buah semusim, dengan buah, biji dan daunnya dimanfaatkan sebagai bahan sayuran. Di Indonesia ada dua tipe buncis, yaitu tipe merambat dan tegak. Keduanya sangat sering terkena serangan hama. Hama tersebut bisa menyebabkan daun buncis menjadi keriting dan rontok, dan akhirnya produktivitas tanaman buncis akan menurun. Berikut ini akan kami bagikan beberapa hama penyebab daun buncis keriting dan cara mengatasinya. Budidaya BuncisPenyebab Daun Buncis Keriting dan Cara Mengatasinya1. Hama Kumbang DaunPengendalian Kumbang Daun2. Hama Penggerek DaunPengendalian Hama Penggerek Daun3. Hama Lalat KacangPengendalian Lalat Kacang4. Hama Kutu DaunPengendalian Kutu Daun5. Hama Ulat Jengkal SemuPengendalian Ulat Jengkal Semu6. Hama Ulat Penggulung DaunPengendalian Ulat Penggulung DaunPengendalian Daun Buncis Keriting secara KimiaPenutup Budidaya Buncis Tanaman buncis secara umum bisa tumbuh baik pada dataran rendah maupun di dataran tinggi, jika Anda memilih jenis varietas yang tepat. Tanaman ini juga bisa Anda budidayakan pada semua jenis tanah, mulai dari tanah lempung, tanah liat berpasir, sampai dengan jenis tanah lainnya. Namun pastikan bahwa jenis tanah tersebut banyak mengandung unsur hara, dan terkena sinar matahari secara penuh sepanjang hari. Suhu optimal yang bisa Anda gunakan untuk pertumbuhan tanaman buncis adalah dari 20 hingga 25 derajat celcius. Kacang buncis bisa ditanam pada musim hujan maupun musim kemarau, dengan pH tanah yang cocok untuk tanaman buncis antara 5,0 hingga 6,5. Penyebab Daun Buncis Keriting dan Cara Mengatasinya Berikut ini adalah beberapa contoh hama yang umum menyerang tanaman buncis, dan dapat menyebabkan daun buncis menjadi keriting serta cara mengatasinya. 1. Hama Kumbang Daun Hama kumbang daun adalah salah satu dari jenis Henosepilachna signatipennis atau Epilachna signatipennis dan sering dikenal dengan nama kumbang daun epilachna. Bentuk tubuhnya oval dengan warna merah atau coklat kekuningan, panjang tubuh mereka sekitar 6-8 mm. Mereka akan menyerang daun dan membuat daun buncis menjadi kering dan keriting, sehingga menghambat proses fotosintesis. Hama kumbang daun sebenarnya tidak terlalu merusak, namun Anda tetap harus mengendalikan populasi mereka agar tidak menurunkan produktivitas tanaman. Pengendalian Kumbang Daun Pemusnahan telur maupun kumbangnya secara mekanis manual, yaitu dengan cara disemprot atau dipotong daun yang sudah terkena serangan. Penyemprotan dengan pestisida nabati, yaitu campuran antara bawang putih, cabe rawit, jahe, jeruk dan sambiloto. Rotasi tanaman pada setiap musim tanam. Pengendalian Hama Pada Buncis 2. Hama Penggerek Daun Hama penggerek daun adalah salah satu jenis dari Etiella zinckenella. Hama ini akan menyerang daun muda dan polong yang masih muda, sehingga bijinya banyak yang keropos. Namun kerusakan dari hama yang satu ini tidak sampai mematikan tanaman. Pengendalian Hama Penggerek Daun Sanitasi lahan, bersihkan dari segala macam gulma. Bila diperlukan, aplikasi dengan penyemprotan TOP-BN MOSA BN. Waktu penyemprotan dilakukan pada sore hari secara berkala seminggu sekali. 3. Hama Lalat Kacang Lalat kacang merupakan jenis Agromyza phaseoli, dan termasuk dalam famili Agromyzidae. Lalat betina mempunyai panjang tubuh berukuran 2,2 mm, sedangkan lalat kacang jantan lebih kecil yakni 1,9 mm. Gejala serangan hama lalat kacang adalah adanya lubang pada daun dengan arah tertentu, seperti dari tepi daun menuju tungkai atau tulang daun. Kemudian lama kelamaan pangkal daun membengkok atau pecah, dan tanaman menjadi layu, berubah kuning dan akhirnya mati muda. Bila tidak sampai mati, tanaman kacang buncis Anda akan menjadi kerdil dan produktivitasnya menurun jauh. Pengendalian Lalat Kacang Pada saat mengolah tanah, sebaiknya berikan penutup dari jerami atau daun pisang. Lakukan penanaman secara serentak, untuk mencegah lalat kacang ini hinggap untuk meletakkan telurnya. Penyemprotan pestisida nabati seperti daun mimba dan sambiloto. 4. Hama Kutu Daun Kutu daun atau Aphid gossypii sangat sering menyerang banyak jenis tanaman, mulai dari buncis, kapas, semangka, cabai, terong, bunga sepatu dan jeruk. Kutu daun memiliki warna hijau tua dan hitam atau kuning coklat. Gejala yang tampak dari serangan kutu daun adalah daun buncis menjadi keriting, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, batang buncis memutar memilin. Pengendalian Kutu Daun Pengendalian secara sistemik bisa Anda lakukan dengan menggunakan musuh alami berupa belalang sembah, kumbang koksi kepik dan lembing. Anda juga bisa menarik serangga tersebut dengan menanam pohon mint, adas, dill, yarrow, cengkeh, dan dandelion. Penggunaan pestisida nabati, dari neem oil atau sambiloto, dilakukan berkala 1 atau 2 minggu sekali. 5. Hama Ulat Jengkal Semu Ulat jengkal semu adalah atau Phytometra signata memiliki panjang kurang lebih 2 cm, dengan warna hijau dan garis samping berwarna lebih muda. Gejala serangan ulat jengkal semu adalah daun keriting, berlubang, tanaman menjadi kerdil, dan berakibat produktivitas menurun. Pengendalian Ulat Jengkal Semu Sanitasi dengan membersihkan gulma yang merupakan sarang persembunyian hama tersebut. 6. Hama Ulat Penggulung Daun Ulat penggulung daun merupakan jenis Lamprosema Indicata dan jenis Lamprosema Diemenalis. Gejala serangan yang nampak adalah adanya daun yang menggulung dan apabila dibuka biasanya terdapat ulat yang dilindungi oleh benang-benang sutera dan kotoran. Polongan buncis akan ikut direkatkan bersama-sama dengan daunnya. Daun akan berlubang seperti bekas gigitan dari tepi sampai ke tulang utama, hingga habis tinggal urat-uratnya saja. Pengendalian Ulat Penggulung Daun Secara mekanis Anda bisa membuang daun yang sudah rusak terserang, dan dimusnahkan dengan cara dibakar. Pengendalian Daun Buncis Keriting secara Kimia Sebaiknya, Anda tetap mengusahakan pendekatan secara teknis dan organik sebelum benar-benar menggunakan pestisida sintetis. Berikut ini adalah beberapa contoh produk yang bisa Anda gunakan untuk mengatasi hama penyebab daun buncis keriting. Metarizep Bioinsektisida per kemasan Rp PHEFOC HCS 500 ml Rp Ceratis 100ml Rp Sevin 85 sp 100 gr Rp Penutup Pengendalian terhadap hama penyebab daun buncis keriting bisa Anda lakukan secara rutin dengan cara teknis dan alami terlebih dahulu. Jika memang tidak memungkinkan maka Anda bisa melakukan aplikasi pestisida kimia, namun tetap perhatikan dosis agar tidak terlalu banyak meninggalkan residu kimia di lahan Anda sendiri. Semoga informasi diatas bisa bermanfaat bagi Anda yang ingin sukses menanam buncis.
Halini disebabkan karena penyakit karat daun mulai menyerang tanaman kedelai pada fase generatif yaitu pada saat tanaman telah berbunga (Somaatmaja et al, 1992), sedangkan pada fase tersebut pertumbuhan vegetatif tanaman mulai menurun (Lamina, 1982; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1985) Tabel 2.Batang tanaman yang terkena penyakit layu Ada sekitar 7 hama dan 11 penyakit yang perlu diperhatikan dalam budiaya buncis. Berikut ini hama dan penyakit pada buncis beserta upaya pengendaliannya; Hama Berikut beberapa hama yang umum menyerang tanaman buncis; Hama kumbang daun Hama kumbang daun ini adalah jenis Henose pilachna signatipennis atau Epilachna signatipennis. Kumbang ini sering disebut juga kumbang daun epilachna. Bentuk tubuhnya oval, berwarna merah atau coklat kekuningan dengan panjang 6-8 mm. Hama ini tidak terlalu merusak, namun perlu juga dikendalikan agar tidak menurunkan produktivitas tanaman. Pengendalian ; Pemusnahan telur maupun kumbangnya secara mekanis manual. Penyemprotan dengan pestisida nabati campuran ; bawang putih, cabe rawit, jahe, jeruk dan sambiloto. Pergiliran tanaman dengan tanaman lain. Hama Penggerek Daun Hama penggerek daun ini umumnya adalah kenis Etilla zinckenella. Gejalanya polong yang masih muda mengalami kerusakan, bijinya banyak yang keropos. Namun kerusakan ini tidak sampai mematikan tanaman. Pengendalian ; Penyemprotan dengan TOP-BN MOSA BN dengan dosis 30 gr 1/3 sachet dicampur dengan air tangki semprot 14 liter. Waktu penyemprotan sebaiknya di sore hari. Untuk pencegahan dan pengendalian sebaiknya disemprot secara berkala seminggu sekali Hama Lalat Kacang Lalat kacang ini adalah jenis Agromyza phaseoli yang termasuk famili Agromyzidae. Lalat betina mempunyai panjang 2,2 mm sedangkan jantan lebih kecil yakni 1,9 mm. Gejala serangan hama ini adalah lubang-lubang pada daun dengan arah tertentu, yaitu dari tepi daun menuju tungkai atau tulang daun. Gejala lebih lanjut berupa pangkal daun membengkok atau pecah. Kemudian tanaman menjadi layu, berubah kuning dan akhirnya mati muda. Bila tidak sampai mati, tanaman menjai kerdil dan produktifitasnya sedikit. Pengendalian ; Pada saat pengolahan tanah, setelah biji-biji buncis ditanam, sebaiknya lahan langsung diberi penutup dari jerami atau daun pisang. Penanaman dilakukan secara serentak. Dengan demikian mencegah lalat kacang ini hinggap untuk meletakkan telurnya. Pengendalian juga dengan penyemprotan pestisida nabati campuran bawang putih, cabe rawit, daun mimpba, daun tomat, merica dan sambiloto. Penyemprotan dilakukan 2 sd 3 kali sampai 20 HST Hari setelah tanam tergantung berat ringan serangan. Hama Kutu Daun Kutu daun atau Aphis gossypii tidak hanya menyerang tanaman buncis saja, melainkan dapat memakan segala tanaman. Tanaman inangnya antara lain; kapas, semangka, cabaik, terong, bunga sepatu dan jeruk. Kutu daun berwarna hijau tua sampai hitam atau kuning coklat. Gejala yang tampak adalah pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, batang memutar memilin, daun keriting dan berwarna kuning. Pengendalian ; Pengendalian secara ekosisitemik dengan memasukkan/memelihara musuh alami berupa belalang sembah, kumbang koksi kepik dan lembing. Pohon mint, adas, dill, yarrow, cengkeh, dan dandelion dikenal dapat menarik minat lacewing, kumbang koksi dan sejenis serangga yang sebenarnya dinamakan “predator kutu daun.” Menempatkan tanaman ini di sekitar tanaman yang ingin Anda lindungi dapat menarik predator sehingga dapat mengendalikan populasi kutu daun. Penggunaan pestisida nabati dengan campuran bawang putih, bawang merah, cabe rawit, daun mimba, daun tomat dan sambiloto. Penyemprotan dapat dilakukan berkala 1 atau 2 minggu sekali. Hama Ulat Jengkal Semu Ulat jengkal semu ini bisanya dari jenis Pluia signata Phytometra signata dan jenis Plusia Chalcites. Panjang ulat ini kurang lebih 2 cm, berwarna hijau dengan garis samping berwarna lebih muda. Gejala serangan pada daun berlubang-lubang. Tanaman menjadi kerdil dan berakibat produktivitas menurun. Pengendalian ; TOP BN MOSA BN – Agens Hayati, Pengendali Hama Organik, Anti Walang Sangit dan Serangga Terbang Dengan cara mekanis. Sanitasi dnegan pembersihan gulma-gula yang dapat dijadikan sarang persembunyian hama tersebut. Penyemprotan dengan TOP-BN MOSA BN dengan dosis 30gr 1/3 sachet dicampur dengan air tangki semprot 14 liter. Penyemprotan dilakukan pada sore hari. Hama Ulat Penggulung Daun Ulat penggulung daun ini dari jenis Lamprosema Indicata dan jenis Lamprosema Diemenalis. Gejala serangan yang nampak yakni pada daun akan kelihatan menggulung dan apabila dibuka biasanya terdapat ulat yang dilindungi oleh benang-benang sutera dan kotoran. Polongan sering pula ikut direkatkan bersama-sama dengan daunnya. Daun juga terdapat lubang-lubang bekas gigitan dari tepi sampai ketulang utama, hingga habis tinggal urat-uratnyta saja. Pengendalian ; Secara mekanis dengan membuang daun yang terserang tersebut. Dikumpulkan untuk kemudian dapat dimusnahkan dengan cara dibakar ditimbun di tanah. Penyemprotan dengan TOP-BN MOSA BN dengan dosis 30gr 1/3 sachet per tanki air 14 liter. Sebaiknya penyemprotan dapat dilakukan secara berkala untuk pencegahan dengan selang waktu 1 sampai 2 minggu sekali. Penyemprotan ini dilakukan pada sore hari untuk menghindari sinar ultraviolet dari matahari. Penyakit pada budidaya buncis Penyakit pada budidaya buncis bisa disebabkan oleh jamur patogen, bakteri maupun dari virus. Penyakit antraknosa Penyakit antraknosa pada tanaman buncis ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum Lindemuthianum yang termasuk dalam famili Melanconiaccae. Gejala Terdapat bercak-bercak kecil berwarna coklat karat pada polong buncis muda. Bercak hitam atau coklat tua di bagian batang tanaman tua. Pengendalian Semenjak awal dilakukan perendaman benih dengan BIO-SPF untuk memberikan imunisasi dari dari penyakit tersebut. 1 sendok ± 10 gr dicampur 1 liter air, digunakan untuk merendam benih buncis ± 10 menit. BIO SPF, kemasan 100 gr, cukup untuk kebutuhan budidaya buncis luasan 1000 m2 Pergiliran tanaman, maksudnya untuk memotong siklus hidup cendawan tersebut. Pergiliran tersebut dapat dengan tanaman lobak, wortel atau kol bunga. Penyemprotan atau pengocoran secara berkala BIO-SPF . Dilakukan 2 kali, umur ± 1 minggu HST Hari Setelah Tanam dan umur 1 bulan HST. 1 sachet BIO-SPF 100gr dicampur ± 10 liter air, digunakan untuk mengocor bedengan/lahan seluas 1000m2. Penyakit Embun Tepung Penyakit embun tepung pada buncis ini disebabkan cendawan Erysiphe polygoni, yang termasuk dalam famili Erysiphaceae. Gejala yang nampak; daun, batang, bunga dan buah berwarna putih keabuan seperti beludru. Apabila serangan pada bunga ringan, maka polong masih dapat terbentuk. Namun bila gagal serangannya berat akan dapat menggagalkan proses pembuahan, bunga menjadi kering dan akhirnya mati. Bila polong yang diserang maka polong tidak gugur, tetapi akan meninggalkan bekas berwarna cokelat surat sehingga kualitasnya menurun. Pengendalian Semenjak awal dilakukan perendaman benih dengan BIO-SPF untuk memberikan imunisasi dari dari penyakit tersebut. 1 sendok ± 10 gr dicampur 1 liter air, digunakan untuk merendam benih buncis ± 10 menit. Apabila sudah ada gejala serangan, dilakukan pengendalian secara mekanis dengan memotong bagian-bagian yang sudah terserang, dikumpulkan untuk selanjutnya bisa dibakar. Penyemprotan atau pengocoran secara berkala BIO-SPF . Dilakukan 2 kali, umur ± 1 minggu HST Hari Setelah Tanam dan umur 1 bulan HST. 1 sachet BIO-SPF 100gr dicampur ± 10 liter air, digunakan untuk mengocor bedengan/lahan seluas 1000m2. Penyakit Layu bakteri Penyakit layu bakteri ini disebabkan oleh bakteri Pseuomonas sollanacearum. Gejala Tanaman akan terlihat layu, menguning dan kerdil. Bila batang tanaman yang terserang dipotong melintang, maka akan terlihat warna cokelat dan kalau dipijit keluar lendir berwarna putih. Kadang-kadang warna cokelat ini bisa sampai ke daun. Akar yang sakit juga berwarna cokelat. Pengendalian ; Semenjak awal dilakukan perendaman benih dengan BIO-SPF untuk memberikan imunisasi dari dari penyakit tersebut. 1 sendok ± 10 gr dicampur 1 liter air, digunakan untuk merendam benih buncis ± 10 menit. Sebaiknya dilakukan pergiliran tanaman, untuk memutus mata rantai sumber penyakit. Penyemprotan atau pengocoran secara berkala BIO-SPF . Dilakukan 2 kali, umur ± 1 minggu HST Hari Setelah Tanam dan umur 1 bulan HST. 1 sachet BIO-SPF 100gr dicampur ± 10 liter air, digunakan untuk mengocor bedengan/lahan seluas 1000m2. Penyakit Layu/ Layu Fusarium Penyakit layu jenis ini disebabkan jamur patogen tular tanah fusarium oxyporum. Jamur patogen jenis ini rawan menyerang terutama saat kelembaban tinggi musim penghujan. Gejala yang muncul; Tanaman akan terlihat layu, menguning dan kerdil. Bila batang tanaman yang terserang dipotong melintang, maka akan terlihat warna cokelat dan kalau dipijit tidak keluar lendir. Tanaman yang sakit apabila dicabut akan terlihat akar berwarna cokelat. Pengendalian ; Pada saat persiapan lahan, pada media tanam diberi perlakuan agensia hayati SUPERGLIO MOSA GLIO. Pemberian agens hayati SUPERGLIO MOSA GLIO ini dengan takaran 1 sachet100 gr dicampur ± 50 kg pupuk kandang 1 karung kemudian diperam selama 1 sd 2 minggu. Campuran ini ditebar merata ke bedengan untuk luasan 1000m2 10 bedeng. Penyemprotan atau pengocoran secara berkala SUPERGLIO MOSA GLIO . Dilakukan 2 kali, umur ± 1 minggu HST Hari Setelah Tanam dan umur 1 bulan HST. 1 sachet SUPERGLIO MOSA GLIO 100gr dicampur ± 10 liter air, digunakan untuk mengocor bedengan/lahan seluas 1000m2. super glio MOSA GLIO, fungisida organik super, Pemberian Agensia Hayati SUPERGLIO MOSA GLIO ini bisa dengan ditabur dengan cara seperti no 1. Yakni membuat campuran pupuk kandang dengan SUPERGLIO MOSA GLIO . 1 satu sachet100 gr dicampur ± 50 kg pupuk kandang 1 karung kemudian diperam selama 1 sd 2 minggu. Campuran ini ditebar merata ke bedengan untuk luasan 1000m2 10 bedeng. Penyakit Bercak Daun Penyakit bercak daun ini dinamakan demikian berdasarkan gejala yang ditimbulkannya. Gejalanya yakni ; daun berbercak-bercak kecil berwarna cokelat kekuningan. Lama-kelamaan bercak akan melebar dan bagian tepinya terdapat pita berwarna kuning. Akibat lebih parah, daun menjadi layu dan berguguran. Bila menyerang polong, maka polong berbercak kelabu dan biji yang terbentuk kurang padat dan ringan. Penyakit bercak daun pada buncis ini disebabkan cendawan/jamur patogen Cercospora canescens , yang termasuk famili Dematiaceae. Pengendalian; Pada saat persiapan lahan, pada media tanam diberi perlakuan agensia hayati SUPERGLIO MOSA GLIO. Pemberian agens hayati SUPERGLIO MOSA GLIO ini dengan takaran 1 sachet100 gr dicampur ± 50 kg pupuk kandang 1 karung kemudian diperam selama 1 sd 2 minggu. Campuran ini ditebar merata ke bedengan untuk luasan 1000m2 10 bedeng. Penyemprotan atau pengocoran secara berkala SUPERGLIO MOSA GLIO . Dilakukan 2 kali, umur ± 1 minggu HST Hari Setelah Tanam dan umur 1 bulan HST. 1 sachet SUPERGLIO MOSA GLIO 100gr dicampur ± 10 liter air, digunakan untuk mengocor bedengan/lahan seluas 1000m2. Pemberian Agensia Hayati SUPERGLIO MOSA GLIO ini bisa dengan ditabur dengan cara seperti no 1. Yakni membuat campuran pupuk kandang dengan SUPERGLIO MOSA GLIO . 1 satu sachet100 gr dicampur ± 50 kg pupuk kandang 1 karung kemudian diperam selama 1 sd 2 minggu. Campuran ini ditebar merata ke bedengan untuk luasan 1000m2 10 bedeng. Penyakit Hawar Daun Penyakit hawar daun pada buncis ini disebabkan serangan bakteri Xanthomonas campestris dari famili Pseudomanadaceae. Bakteri ini dapat berkembang pada suhu lebih dari 20° dan suhu optimum 30° celsius. Bakteri ini pun dapat bertahan lama di dalam tanah, di dalam biji dan sisa-sisa tanaman yang sakit. Gejala serangan; Pada mulanya timbul bercak kuning di bagian tepi daun, kemudian meluas menuju tulang daun tengah. Daun terlihat layu, kering dan berwarna cokelat kekuningan. Pada serangan hebat daun akan berwarna kuning seluruhnya dan akhirnya rontok. Bila serangan meluas sampai ke batang, lama-kelamaan tanaman akan mati. Pengendalian Memakai benih yang terhindar dari penyakit serta perlakuan perendaman benih dengan BIO-SPF. 1 satu sendok 10gr BIO-SPF dicampur 1 liter air untuk merendam benih buncis ± 10 menit. Sanitasi atau menjaga kebersihan lahan Sebaiknya dilakukan pergiliran tanaman, untuk memutus mata rantai sumber penyakit. Penyemprotan atau pengocoran secara berkala BIO-SPF . Dilakukan 2 kali, umur ± 1 minggu HST Hari Setelah Tanam dan umur 1 bulan HST. 1 sachet BIO-SPF 100gr dicampur ± 10 liter air, digunakan untuk mengocor bedengan/lahan seluas 1000m2. Penyakit Busuk Lunak / Busuk Erwina Penyakit busuk lunak pada buncis ini disebabkan oleh bakteri Erwina Carotopora, yang termasuk famili Enterobacteria. Bakteri ini hanya menyerang bila ada bagian tanaman yang terluka, misalnya gigitan ulat atau memang sudah sakit karena penyakit lain. Seranan ini dapat terjadi di lapangan atau di penyimpanan. Gejala ; Daun berbercak, berair dan warnanya menjadi kecoklatan. Gejala ini akan cepat menjalar ke seluruh bagian tanaman sehingga tanaman menjadi lunak, berlendir dan berbau busuk . Kadang-kadang juga menyebabkan roboh bila yang terserang batangnya. Pengendalian ; Memakai benih yang terhindar dari penyakit serta perlakuan perendaman benih dengan BIO-SPF. 1 satu sendok 10gr BIO-SPF dicampur 1 liter air untuk merendam benih buncis ± 10 menit. Sanitasi atau menjaga kebersihan lahan Sebaiknya dilakukan pergiliran tanaman, untuk memutus mata rantai sumber penyakit. Apabila timbul gejala serangan, secara mekanis membuang dan membakar tanaman yang telah terjangkit penyakit tersebut Penyemprotan atau pengocoran secara berkala BIO-SPF . Dilakukan 2 kali, umur ± 1 minggu HST Hari Setelah Tanam dan umur 1 bulan HST. 1 sachet BIO-SPF 100gr dicampur ± 10 liter air, digunakan untuk mengocor bedengan/lahan seluas 1000m2. Penyakit Karat Penyakit karat ini disebabkan jamur patogen Uromyce appendiculatus, termasuk dalam ordo Urendinales. Jamur ini juga mampu bertahan lama di dalam tanah pada bagian tanaman yang sakit walaupun iklimnya kering. Serangan akan kembali menghebat saat kelembaban tingg musim penghujan. Penyebarannya bisa melalui udara, percikan atau aliran air, serangga maupun terbawa dalam pengangkutan bibit-bibit tanaman di daerah lain. Gejala ; Pada jaringan daun terdapat bintik-bintik kecil berwarna cokelat baik dipermukaan daun sebelah atas maupun bawah dan biasanya gejala tersebut dikelilingi oleh jaringan khlorosis. Pada varietas yang mampu bertahan, gejalanya berupa bintik-bintik cokelat saja. Pengendalian ; Menanam benih yang terhindar dari penyakit serta perlakuan perendaman benih dengan BIO-SPF. 1 satu sendok 10gr BIO-SPF dicampur 1 liter air untuk merendam benih buncis ± 10 menit. Sanitasi atau menjaga kebersihan lahan Sebaiknya dilakukan pergiliran tanaman, untuk memutus mata rantai sumber penyakit. Apabila timbul gejala serangan, secara mekanis membuang dan membakar tanaman yang telah terjangkit penyakit tersebut Penyemprotan atau pengocoran secara berkala BIO-SPF dan SUPERGLIO MOSA GLIO. Dilakukan 2 kali, umur ± 1 minggu HST Hari Setelah Tanam dan umur 1 bulan HST. 1 sachet BIO-SPF 100gr dan SUPERGLIO MOSA GLIO dicampur ± 10 liter air, digunakan untuk mengocor bedengan/lahan seluas 1000m2. Pemberian Agensia Hayati SUPERGLIO MOSA GLIO ini bisa dengan ditabur dengan cara seperti no 1. Yakni membuat campuran pupuk kandang dengan SUPERGLIO MOSA GLIO . 1 satu sachet100 gr dicampur ± 50 kg pupuk kandang 1 karung kemudian diperam selama 1 sd 2 minggu. Campuran ini ditebar merata ke bedengan untuk luasan 1000m2 10 bedeng. Penyakit Damping Off Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytium sp, termasuk famili Phyticeae. Penularannya dapat melalui tanah maupun biji. Serangan hebat juga akan terjadi saat kelembaban tinggi atau di musim hujan. Gejala ; Bagian batang yang terletak di bawah keping biji hipokotil berwarna putih pucat karena mengalami kerusakan klorofil. Akibatnya terjadi nekrosa secara cepat, jaringan yang berada di atas tanah menjadi mengerut dan mengecil sehingga batang tidak kuat lagi menyangga kotiledon dan kemudian tanaman menjadi roboh. Pengendalian ; Menyiram tanaman dengan air yang bebas dari penyakit. Pada saat persiapan lahan, pada media tanam diberi perlakuan agensia hayati SUPERGLIO MOSA GLIO. Pemberian agens hayati SUPERGLIO MOSA GLIO ini dengan takaran 1 sachet100 gr dicampur ± 50 kg pupuk kandang 1 karung kemudian diperam selama 1 sd 2 minggu. Campuran ini ditebar merata ke bedengan untuk luasan 1000m2 10 bedeng. Penyemprotan atau pengocoran secara berkala SUPERGLIO MOSA GLIO . Dilakukan 2 kali, umur ± 1 minggu HST Hari Setelah Tanam dan umur 1 bulan HST. 1 sachet SUPERGLIO MOSA GLIO 100gr dicampur ± 10 liter air, digunakan untuk mengocor bedengan/lahan seluas 1000m2. Pemberian Agensia Hayati SUPERGLIO MOSA GLIO ini bisa dengan ditabur dengan cara seperti no 1. Yakni membuat campuran pupuk kandang dengan SUPERGLIO MOSA GLIO . 1 satu sachet100 gr dicampur ± 50 kg pupuk kandang 1 karung kemudian diperam selama 1 sd 2 minggu. Campuran ini ditebar merata ke bedengan untuk luasan 1000m2 10 bedeng. Penyakit Ujung Keriting Berbeda dengan berbagai penyakit di atas, untuk penyakit ini disebabkan oleh mikrobia jenis virus yakni virus mozaik keriting. Penularan virus mosaik ini melalui vektor serangga yakni kutu loncat dari famili Yassidae. Dari tingkat muda sampai dewasa, kutu ini dapat menjadi pembawa carrier virus tersebut. Gejala ; Pada daun-daun muda menjadi keriting dan berwarna kuning, sedangkan daun yang sudah tua menggulung atau memilin. Biasanya daun-daun terasa lebih kaku, tangkai daun menggeriting ke bawah dan batang tidak normal. Tanaman muda terserang menjadi kerdil. Pengendalian ; Menanam bibit yang tahan penyakit, seperti jenis Spurt dan Strike Mencabut dan membakar tanaman yang telah terserang penyakit Pengendalian kutu loncat sebagai vektor pembawa tersebut dengan pestisida nabati campuran ; bawang putih, cabe rawit, jahe, jeruk dan sambiloto. Pengendalian penyakit dengan antivirus nabati MOSA Bimasakti’. Cara aplikasinya 2ml antivirus nabati MOSA tersebut, dicampur 1 liter air. Digunakan untuk menyemprot secara selektif agar lebih hemat. Penyemprotan dilakukan 2 kali pada 10 dan 20 HST Hari setelah tanam.
Gejala: Pada jaringan daun terdapat bintik-bintik kecil berwarna coklat, baik dibagian daun sebelah atas maupun sebelah bawah. Biasanya dikelilingi dengan jaringan khlorosis.Pengendaliannya :Dapat ditanam varitas buncis yang tahan dengan penyakit karat yaitu ; Manoa Wonder. Tanaman yang terserang berat sebaiknya dicabut dan dibakar.
Penyakit karat daun merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit yang banyak menyerang pada tanaman budidaya pertanian tanaman hortikultura. Dengan adanya penyakit tersebut dapat menyebabkan berbagai organ tanaman menjadi rusak, terutama pada organ daun yang menjadi sasaran pademi dari penyebaran penyakit karat daun tersebut. Karena serangan dari penyakit karat daun, terkadang membuat resah para petani yang sudah susah payah membudidayakan serta merawat tanamannya mulai dari pembenihan hingga nantinya dihasilkan buah. Tanaman Melon Sehat Tanpa Karat Daun, photo by Wahid Priyono dalam Penyakit karat daun telah banyak menimpa dari tanaman-tanaman tropik seperti pada kopi robusta dan kopi arabika biasanya sering menjadi sasaran empuk. Pada tanaman seledri, kacang tanah, dan jagung yang tidak mendapatkan perawatan yang baik juga memungkinkan terserangnya tanaman dari penyakit karat daun ini. Tanaman yang sakit akibat serangan karat daun ditandai dengan munculnya bercak-bercak berwarna kuning muda pada sisi bawah daun, kemudian lambat laun akan berubah menjadi warna kuning tua;Adapun tanda-tanda jika tanaman terserang penyakit karat daun adalah sebagai berikut Pada bagian bawah daun terbentuk tepung berwarna tepung jingga cerah oranye dan tepung ini adalah sekelompok jamur Hemileia vastatrix; Bercak putih tersebut lama-kelamaan akan menjadi cokelat tua sampai berwarna hitam, dan kering; Daun-daun tanaman tropik yang terserang penyakit karat daun ini biasanya ditandai dengan kemudahan daunnya mengalami gugur dan tanaman menjadi gundul. Dengan melihat ciri-ciri di atas, tentunya kita harus mengetahui terkait bagaimana tentang cara mengatasi penyakit karat daun yang seringkali meresahkan para bapak-ibu tani dan pekebun. Berikut ini cara pengendalian penyakit karat daun pada beberapa jenis tanaman yang sering dibudidaya oleh para petani. Pengendalian Penyakit Karat Daun pada Tanaman Kopi Beberapa varietas jenis kopi yang sering diserang oleh penyakit karat daun adalah kopi arabika dan kopi robusta. Namun jika kita lihat dari sistem pertahanan tubuhnya, kopi jenis arabika lebih rentan terserang penyakit karat daun dibandingkan dengan kopi robusta yang tidak terlalu banyak mendapatkan serangan dari penyakit tersebut. Cara pengendalian penyakit karat daun pada tanaman kopi untuk sementara ini dapat ditempuh melalui dua cara yakni menanam jenis kopi arabika dan robusta yang tahan terhadap penyakit, dan menyemprotkan fungsida pada tanaman yang terserang jamur tersebut. Di Jawa Timur Indonesia ada beberapa jenis kopi yang tahan terhadap penyakit karat daun diantaranya ada varietas kopi Lini S yaitu S795 serta jenis kopi USDA dan Karika. Akan tetapi, mendapat laporan dari beberapa petani di Jawa Timur, mengeluhkan bahwa akhir-akhir ini terutama jenis Karika ketahanan terhadap penyakitnya sudah menurun sehingga para pekebun kopi lebih senang memberantas penyakit karat daun ini dengan menggunakan fungsisida jenis pestisida untuk memberantas perkembangan jamur parasit pada tanaman budidaya. Beberapa jenis fungsida yang digunakan para pekebun kopi untuk membrantas penyakit karat daun diantaranya yaitu fungisida sistemik seperti trademefon Bayleton 250 EC atau dapat menggunakan tembaga Copper sandoz, Cobox, Cupravit, dan Vitigran blue. Pengendalian Penyakit Karat Daun pada Tanaman Jagung Tidak hanya pada tanaman kopi saja, penyakit karat daun juga dapat menyerang tanaman jagung. Ciri dari tanaman jagung yang terserang yakni di bawah daun atau dibagian ruas-ruas batangnya terdapat bubuk berwarna puih kekuningan. Pengandalian dapat dicegah dengan membudidaya tanaman jagung yang toleran dan tahan terhadap penyakit. Belilah biji/bibit tanam jagung di toko dari kemasan yang benar-benar terdapat verifikasi terkait dengan bibit tersebut tahan penyakit. Jika diperlukan, pengendalian dapat menggunakan fungsida dari jenis Oksiklorida tembaga, Zineb, Fermat, dan Dithane. Pengendalian Penyakit Karat Daun pada Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah juga menjadi tumbuhan inang yang sering diserang oleh jamur parasit penyebab penyakit karat daun. Akibatnya daunnya menjadi tidak bagus. Pengendalian penyakit karat daun pada tanaman kacang tanah dapat dilakukan dengan cara kultur teknis yakni dengan mengatur jarak tanam supaya tidak terlalu rapat sehingga kelembaban udaranya tidak terlalu tinggi. Pengendalian secara kimiawi menggunakan pestisida bisa saja menolong tanaman yang terserang. Beberapa jenis fungsida yang direkomendasikan adalah Fermat, Zineb, Oksiklorida tembaga, dan Dithane. Pengendalian Penyakit Karat Daun pada Tanaman Seledri Tanaman seledri juga sangat berpeluang terserang penyakit karat daun. Cirinya adalah di permukaan bagian bawah daun seledri biasanya ada sekelompok jamur penyebab karat daun berwarna putih kekuningan seperti tepung yang hidupnya berkoloni/berkelompok-kelompok. Pengamatan terhadap mikroskop telah memperlihatkan bahwa jamur tersebut adalah jamur parasit dari spesies Hemileia vastatrix. Pada tanaman yang terserang, akan nampak daun seledrinya menjadi keriting dan tumbuh tidak normal. Pengendalian dan pencegahannya dapat menggunakan sistem pertanian seledri hidroponik supaya tanaman tidak rentan terhadap penyakit karat daun ini. Penyiraman tanaman seledri sejak dini secara teratur juga dapat menolong tanaman dari serangan karat daun tersebut. —- How to Manage the Leaf Rust? The leaf rust is one of the known diseases that can attack horticultural plants. This disease causes damage to certain organs, especially leaves. Leaf rust usually happens to tropical plants like coffee, celery, peanuts, and corns. Here are some signs that your plants are suffering from leaf rust Yellow specks on the underside of leaf that will then change the entire leaf into dark yellow in color The underside of the leaf is dusted by orange-y dust which is a cluster of Hemileia vastatrix fungus White specks which then turns into dark brown or even black that dries up the leaf Overt leaf abscission on tropical plants Leaf Rust Control on Coffee Varieties of coffee that are often attacked by leaf rust are Arabica and Robusta coffee. However, based on the immune system, Arabica coffee variety is more vulnerable to leaf rust than Robusta. The way to prevent leaf rust on both varieties so far is by spraying fungicides on them. In East Java, Indonesia, several varieties of coffee like the S795, USDA, and Karika are vulnerable to leaf rust. However, lately, Karika coffee type is even more vulnerable to the attack. Some fungicides that coffee farmers usually use to take care of leaf rust are systemic fungicides like tramadefon Bayleton 250 EC or copper fungicides like copper Sandoz, cobox, cupravit, and vitigran blue. Leaf Rust Control on Corn Especially for corn, the sign of leaf rust can be seen through yellowish white dusting on the underside of the leaf or in between stem segments. To prevent leaf rust on corn, it’s best to buy seeds that can tolerate and withstand diseases. They’re usually labeled so in your local shops or you can ask the seller directly. If needed, you can use fungicides like copper oxychloride, zineb, fermat, and dithane. Leaf Rust Control on Peanut Peanut plants are often made to be host plants for parasitical fungus that causes leaf rust. You can prevent this by implementing the technical culture system which is making sure you have enough row spacing distance between one peanut plant and another to avoid high air humidity. Control can also be chemically done using fungicides like fermat, zineb, copper oxychloride, and dithane. Leaf Rust Control on Celery The sign of leaf rust on celery is the cluster of fungus that causes leaf rust that’s dusty and yellowish white in color. The type of fungus is the Hemileia vastatrix. This will cause celery leaves to curl. Prevention can be done by growing celery using hydroponic system. Early, scheduled watering is also good to help prevent leaf rust.
Gejala daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang paling rendah rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi polong tua menjadi kerdil. Pengendalian : (1) perhatikan pola pergiliran tanam yang tepat; (2) Pencegahan di awal dengan Natural GLIO 11.Penyakit karat (Cendawan Phakospora phachyrizi)
Kacang Ercis GejalaBantalan spora berwarna cokelat muncul di kedua sisi daun dan juga di tangkai. Dalam kondisi cuaca kering, bantalan spora ini menyebar. Daun menjadi cacat dan seluruh tanaman memiliki sedikit pertumbuhan. Meskipun demikian, hasil panen sedikit hayatiKerusakan sebagian besar terdeteksi pada tahap akhir penyakit. Perlakuan tidak diperlukan dalam banyak kasus, karena kehilangan pendapatan yang kimiawiFungisida berbasis Tebuconazole dapat penyebabnya?Jamur berhibernasi pada buncis ladang juga dikenal sebagai kacang babi, kara oncet atau kacang Inggris, vetch dan varietas spurge. Dari sana, jamur ini menyebar ke tanaman kacang di musim semi. Di musim dingin, jamur berpindah ke inang Pencegahan Singkirkan semua inang alternatif di sekitar lahan, seperti spesies Vicia kara oncet atau Lathyrus Vechtling. BagikanCendawancolletotrchum lindemuthianum merupakan penyebab penyakit antraknosa ditandai dengan muncul bercak kecil warnanya cokelat karat pada polong - polong buncis muda dan hitam atau cokelat tua pada polong tua. Pengendaliannya : Lakukan pergiliran tanaman untuk memutus siklus hidup cendawan; Semprot dengan pestisida organik; Penyakit ujung HAMADAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) A. Hama-Hama Tanaman Jagung (Zea mays L.) 1. Penggerek Batang (Ostrinia furnacalis) Penggerek batang, Ostrinia furnacalis Guenee, merupakan salah satu hama utama pada tanaman jagung sehingga keberadaannya perlu diwaspadai. Kehilangan hasil akibat hama tersebut mencapai 20−80%.
Padapermukaan bawah daun timbul bercak warna putih kekuningan, umumnya bulat dengan batas yang jelas, berukuran 1-2 mm. Kadang-kadang bercak menyatu membentuk bercak lebih lebar yang selanjutnya dapat menyebabkan bentuk daun abnormal, kaku dan mirip penyakit yang disebabkan oleh virus.